Sebelum berangkat dari Magelang
Jalur Pendakian Lawu via Cemoro Sewu adalah jalur pendakian favorit bagi para pendaki. Karena pemandangan yang menjalar di setiap trek ada pada jalur Cemoro Sewu benar-benar luar biasa. Spot-spot yang ada juga banyak seperti hutan, rerumputan membentang, batu besar, sendang (kolam), bukit, tanjakkan “cinta”, bahkan warung makan di tengah perjalanan dan di puncaknya juga ada.Warung paling tinggi terletak di pos 5 (sebelum puncak), Para penndaki biasanya mendirikan tenda di sekitar warung tersebut, Pemilik warung tersebut biasa di panginl mbok Yem oleh para pendaki.
Cemoro Sewu terletak di jalan antara kabupaten Karanganyar dan Magetan tepatnya di jalan dari Tawangmangu menuju Sarangan. Untuk lebih mudahnya yang perlu kita tuju adalah Tawangmangu, Jawa Tengah. Jika kita dari arah barat maka tujulah Solo, kemudian Tawangmangu. Jika dari arah Timur maka tujulah arah Magetan, lalu Tawangmangu. Karena tempatnya yang populer maka sekiranya akan mudah untuk menuju ke sana. Tips: persiapkan betul iternetary perjalanan menuju Cemoro Sewu-nya. Dan bertanyalah kepada orang jika tidak tahu jalan.
BASE CAMP CEMORO SEWU
GERBANG PENDAKIAN CEMORO SEWU
PETA JALUR PENDAKIAN MT.LAWU
Memulai Pendakian
Base Camp - Pos 1 di ketinggian 2.100Mdpl
Jalur pendakian Gunung Lawu didominasi oleh trek makadam dan bebatuan besar. Jalan dari base camp menuju pos 1 ini masih terbilang enak karena jalan terbuat dari batu yang di susun sedemikian rupa, Dari basecamp ke pos 1 jalur pendakian masih cukup landai. Sebelum mencapai pos 1, pendaki akan menjumpai beberapa shelter atau pos bayangan. Waktu tempuh dari basecamp ke pos 1 hanya 45 menit. Di pos 1 terdapat shelter yang bisa digunakan untuk beristirahat. Terdapat juga warung makanan disana namun tidak setiap hari buka. Di warung tersebut anda bisa membeli gorengan,minuman dan makanan.
Istirahat Sejenak Sambil Makan Gorengan
Pos 1
Tempat untuk istirahat di Pos 1
Pos 1 - Pos 2 di ketinggian 2.300 Mdpl
Dari pos 1, pendaki akan melanjutkan perjalanan ke pos 2. Jarak antara pos 1 ke pos 2 merupakan jarak terpanjang dan terlama dalam jalur pendakian ini. Biasanya untuk mencapai pos 2, pendaki membutuhkan waktu antara 1jam 30 menit sampai 2 jam 30 menit. Trek yang dilalui mulai banyak tanjakan dengan jalur bebatuan yang lumayan membuat otot paha mengeras.
Selter Pos 2 |
Selter Pos 2 |
Istirahat sejenak minum dan berfoto di tengah perjalanan |
Watu Jago |
Pos 2 - Pos 3 di ketinggian 2.500 Mdpl
Perjalanan dari Pos 2 menuju Pos 3 medan yang dilalui mulai berat dengan trek yang lumayan panjang, bebatuan tajam dan tanjakan siap menghajar tanpa ampun sama sekali, sepertinya ini trek yang paling panjang sekaligus melelahkan karena tanjakan demi tanjakan tanpa ada habisnya dan harus selalu mengawasi dimana kakimu berpijak karena bebatuan lancip dan tidak rata.mendekati Pos 3 bau belerang tercium mulai tajam terutama di pagi hari karena di dekat Pos 3 jalur cemoro sewu terdapat kawah Condrodimuka yang membentuk sungai kawah yang memisahkan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kondisi jalan menuju Pos 3 |
Kami sebenarnya berencana untuk menukmati sunset di tempat tersebut, Namun cuaca yang kurang mendukung menggurungkan niat kami untuk menikmati sunset di tenpat tersebut dan kami kembali melanjutkan perjalanan menuju ke pos 3.
Pos 3 - Pos 4 di ketinggian 2.800 Mdpl
Setelah cukup pemanasan panjang di trek menuju Pos 3, kita masuk ke trek yang sesungguhnya, menuju Pos 4 trek yang dilalui semakin berat jalan bebatuan menanjak yang curam dengan kemiringan di kanan kiri juga terdapat jurang yang cukup dalam dan benar-benar siap menguras tenaga kami, tapi kabar baiknya walaupun curam dan nanjak minta ampun tapi treknya tidak sepanjang menuju Pos 3.
Kondisi Trek Menuju Pos 4 |
Kondisi Trek Menuju Pos 4 |
Di sela-sela perjalanan menuju pos 4 kami berhenti sejenak untuk menunggu teman kami yang tertinggal dari rombongan, untuk pendaki pemula jangan sampai kejadian seperti ini ya, karena bisa berbahaya. Kami berhenti dan membuat kopi.
Menikmati kopi di dalam sebuah goa kecil |
Kondisi Pos 4 |
Perjalanan menuju Pos V sudah berupa tanah datar tidak bebatuan lagi, trek yang dlalui pun sudah lumayan landai , berjalan meyisiri pinggiran bukit yang terpapar angin dengan bebasnya, biasanya disini saya mulai kedinginan karena memang selain suhu yang semakin dingin,anginnya juga lumayan kencang tanpa penghalang menghempas tubuh kita. Saatnya mengenakan kerpus,sarung tangan dan jaket penahan angin.
Pos V atau Pos Sumur Jolotundo, terletak di Goa Jolotundo, salah satu tempat yang dikeramatkan di Gunung Lawu.
Di dalamnya terdapat sumber air sangat bersih,namun untuk mengakses ke
dasar goa lumayan sulit karena selain gelap juga licin dan jauh ke
bawah. Menurut Mbok Yem, jika air di sendang Drajat sedang surut, beliau
dan orang-orang sekitar mengambil air dari sumur Jolotundo ini.
Dari Jalur Pos V ketika menyusuri pinggiran bukit nampak Telaga Sarangan
berikut vila-vilanya terlihat cukup jelas dari ketinggian.Sumur Jatulondo |
Pawom Sewu terletak di dekat pos 5 Jalur Cemoro Sewu. Tempat ini berbentuk tatanan/susunan batu yang menyerupai candi. Dulunya digunakan bertapa para abdi Raja Prabu Brawijaya V.
Pawon Sewu |
Karena sudah malam dan hujan yang tadinya gerimis makin deras kami memutuskan untuk mendirikan tenda sebelum di pos 5.
Foto Di ambil Siang Hari |
Sendang Drajad
Dari Pos V kita lanjutkan perjalanan agak sedikit menurun kemudian
sedikit menanjak melingkari bukit yang disekelilingnya terdapat padang
ilalang dan edelweis untuk mencapai Sendang Drajad, disana terdapat
Warung lain selain mbok Yem, dulunya warung ini kecil namun sekarang
sudah dibangun cukup luas dan bisa menampung banyak orang yang menginap.
Disini juga terdapat sebuah mata air yang dinamakan Sendang Drajad,
yang juga merupakan salah satu sumber mata air yang di keramatkan di
ketinggian Gunung Lawu, disampingnya telah dibangun sebuah bangunan
untuk bermeditasi/berdoa..
Kita juga bisa mengisi perbekalan air minum disini.
kita dapat berjalan terus ke Argo Dalem, dengan melewati punggungan bukit sekitar 30 menit, kita akan menemukan pertigaan yang kekiri langsung menuju puncak Argo Dumilah ( 3.265 m dpl) sedang ke kanan menuju ke Argo Dalem (3.148m dpl). Dari pertigaan ini, untuk menuju puncak Argo Dumilah hanya membutuhkan waktu 10 menit, namun kami putuskan untuk istirahat dan menginap di warung mbok Yem yang terletak tidak jauh dengan Hargo Dalem.
kita dapat berjalan terus ke Argo Dalem, dengan melewati punggungan bukit sekitar 30 menit, kita akan menemukan pertigaan yang kekiri langsung menuju puncak Argo Dumilah ( 3.265 m dpl) sedang ke kanan menuju ke Argo Dalem (3.148m dpl). Dari pertigaan ini, untuk menuju puncak Argo Dumilah hanya membutuhkan waktu 10 menit, namun kami putuskan untuk istirahat dan menginap di warung mbok Yem yang terletak tidak jauh dengan Hargo Dalem.
Jalan Menuju Sendang Drajad |
Sendang Drajat konon dipercaya airnya bermanfaat dapat membuat awet
muda dan untuk hal-hal yang berhubungan dengan kederajad-an seseorang,
Jika musim kemarau panjang air disini sering surut walaupun tidak sampai
kering
Sendang Derajat |
Puncak Hargo Dalem di Ketinggian 3170 Mdpl
Dari Sendang Drajat kami melanjutkan perjalanan menuju ke warung
tertinggi di Indonesia yakni warung mbok Yem , trek yang dilalui lumayan
landai dan berupa jalan setapak tanah datar .
Di warung mbok Yem biasanya juga digunakan untuk menginap oleh para petitrayatra maupun pendaki gunung.
Jika menginap di mbok Yem, spot terbaik untuk melihat sunrise dengan
keelokannya adalah tepat di depan warung mbok Yem, disini tersedia
berbagai aneka minuman panas, nasi pecel,mie rebus dan mie goreng, tempe
goreng sampai pisang goreng juga ada hehehe., dan makanan yang dibawah
rasanya biasa saja kalau dimakan disini jadi nikmat.
Warung Mbok Yem dari Kejauhan |
Warung Mbok Yem di Puncak Hargo Dalem |
Alun-alun Hargo Dalem merupakan hamparan padang terbuka bervegetasi
perdu, memungkinkan kita untuk melihat kearah puncak maupun kelembah di
bawahnya
Terletak tidak berjauhan dengan Puncak Hargo Dalem yang merupakan tempat pamoksan Kanjeng Eyang Brawijaya V.
Terletak tidak berjauhan dengan Puncak Hargo Dalem yang merupakan tempat pamoksan Kanjeng Eyang Brawijaya V.
Sejak jaman
Prabu Brawijaya V, raja Majapahit pada abad ke 15 hingga
kerajaan
Mataram II banyak upacara spiritual diselenggarakan di
Gunung Lawu.
Hingga saat ini Gunung Lawu masih mempunyai ikatan yang
erat
dengan Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta terutama
pada
bulan Suro, para kerabat Keraton sering bertitrayatra ke
tempat-tempat sakral di puncak Gunung Lawu dan sudah menjadi tradisi
masyarakat
sekitar Lawu untuk mendaki gunung Lawu terutama pada bulan Suro.
Sanggar Pamujan di Hargo Dalem |
Hargo Dumilah di ketinggian 3265 Mdpl
Dari Hargo Dalem kita melanjutkan perjalanan menuju ke Puncak Gunung
Lawu yaitu Puncak Hargo Dumilah dengan jarak tempuh sekitar 30 menit
yang berupa berupa dataran yang berbukit-bukit dan terdapat
titik trianggulasi.
Dari arah puncak kita dapat menikmati pemandangan
yang sangat menawan.
Selain Matahari terbit, bila kita memandang ke
arah barat, akan tampak puncak Gunung Merapi dan Merbabu,
dan arah
timur akan terlihat puncak Gunung Kelud, Butak dan Wilis,
sedangkan ke arah selatan tampak samudera Indonesia tergelar dengan indahnya.
Benar-benar megah,agung sekaligus sakral ciptaanMu Tuhan ,
diriku bagaikan setitik debu di tengah kemegahan alam raya ini.
Terimakasih diri ini diperkenankan menyaksikan sedikit dari Maha Agungnya kebesaran ciptaanMu melalui keberadaanku di Puncak tertinggi Gunung Lawu ini.
Terimakasih diri ini diperkenankan menyaksikan sedikit dari Maha Agungnya kebesaran ciptaanMu melalui keberadaanku di Puncak tertinggi Gunung Lawu ini.
Puncak Hargo Dumilah
Kami dari GROPALA (Gerowong Pecinta Alam) Muntilan,Magelang,Jawa Tengah berpesan kepada para pendaki:
1.Jagan tinggalkan apapun itu (sampah), kecuali jejak kaki.
2.Jagan ambil apapun itu (Bunga Eadelwise), kecuali gambar/foto.
3.Jagan bunuh apapun itu (Binatang), kecuali waktu.
Rincian Perjalanan Kami dari Muntilan,Magelang
-Muntilan ke terminal Giwangan Jogja Rp.10.000,00/Orang
-Terminal Giwangan ke Solo Rp.15.000,00/Orang
-Terminal Solo Ke Tawangmanggu Rp.30.000,00 - Rp.40.000,00/Orang
-Terminal Solo Ke Tawangmanggu Rp.30.000,00 - Rp.40.000,00/Orang
Comments
Post a Comment